Pada ide-ide liar yang berserakan dalam kepala, aku memutuskan utnuk memilihmu sebagai diksi uatam. Yang didalamnya, aku hidup dan merasa dihidupkan, meski sebenarnya tidak demikian. Namamu masih hidup dalam tiap degup. Nyawamu melekat dalam tiap pekat. Meski dengan sepengga; hadirmu, yang ada tetapi tiada. Ya, itulah kamu. Sebuah buku dari Madah Renjana, beragam cerita tentang bagaimana setiap…